GENERASI-ID ๐ฎ๐ฉ | JAKARTA — Sabtu sore itu, Balai Kartini disulap menjadi ruang penuh semangat dan getaran solidaritas. Bukan untuk konser, bukan pula konferensi bisnis. Tapi untuk satu hal yang membuat darah muda dan hati nurani bergetar: menembus blokade Gaza.
Acara bertajuk Kick Off Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) ini bukan sekadar seremoni. Ia adalah pembuka jalan. Langkah awal dari gerakan damai besar-besaran yang ingin membawa pesan: “Rakyat Indonesia hadir untuk Palestina.”
Ketika Tokoh Agama, Aktivis, dan Artis Duduk Bersama
Yang datang pun bukan tokoh-tokoh sembarangan. Kita menyaksikan kehadiran para ulama lintas daerah dan gaya:
-
Ustaz Bachtiar Nasir (UBN), orator utama gerakan ini.
-
Buya Anwar Abbas, Wakil Ketua Umum MUI yang lembut namun tajam dalam kritik sosial.
-
Ustaz Felix Siauw, ikon generasi muda dengan jutaan pengikut digital.
-
Dr. Sarbini Abdul Murad dari MER-C, yang berkali-kali menjejak Gaza.
-
Serta sederet nama seperti Ustaz Fadzlan Garamatan, Ustaz Fahmi Salim, dan Ustaz Alfian Tanjung.
Tapi bukan hanya tokoh agama. Ada anggota DPR Eva Monalisa, musisi dan aktivis Melly Goeslaw, dan tentu saja—wajah-wajah muda milenial dan Gen Z yang ikut antusias di barisan depan.
Konvoi yang Akan Menembus Blokade: Mimpi atau Misi Nyata?
UBN dalam orasinya tak ingin gerakan ini sekadar jadi panggung simbolik. Ia membuka pidatonya dengan nada tinggi:
“Ke depan, insyaAllah akan ada ribuan pesawat dari seluruh dunia menuju Gaza. Allahu Akbar!”
IGPC bukan baru lahir hari itu. Ia adalah kelanjutan dari Indonesia Peace Convoy (IPC)—gerakan konvoi damai di kota-kota Indonesia yang diisi mobil, motor, bahkan sepeda. Namun kali ini skalanya global. Targetnya: satu juta orang dari berbagai penjuru dunia.
Bila sebelumnya dunia pernah menyaksikan Global March to Gaza atau Freedom Flotilla, maka IGPC ingin jadi versi rakyat yang lebih riil dan mengakar.
“Aksi-aksi sebelumnya belum cukup massif. Maka kali ini, kita buat dunia gempar,” tegas UBN.
Pendaftaran Terbuka, Screening Ketat
Ingin ikut? Mudah. Nama, nomor WhatsApp, email, usia, gender, dan asal kota—cukup itu dulu. Formulir tersedia secara online di bit.ly/MenembusBlokadeGaza atau langsung WhatsApp ke 0851-2312-3536.
Namun jangan salah. Meski sederhana di awal, akan ada screening lanjutan dan rapat koordinasi besar. IGPC berencana mengelola gerakan ini secara profesional namun tetap inklusif.
“Siapkan diri. Siapkan paspor. Siapkan mental,” ujar UBN. “Kita akan putuskan jadwal keberangkatan bersama-sama nanti. Jangan sampai menyesal karena telat bergabung.”
Melly Goeslaw dan Kekuatan Emosi Kolektif
Salah satu momen menarik adalah saat Melly Goeslaw naik panggung. Ia tidak bernyanyi, tapi bercerita tentang kekuatan doa, musik, dan solidaritas.
“Banyak yang bilang kita terlalu jauh dari Gaza. Tapi emosi, air mata, dan doa itu lintas jarak. Jangan remehkan kekuatan hati yang satu frekuensi.”
Generasi Damai: Menyulam Perlawanan dengan Cinta
Apa yang dilakukan IGPC memang bukan sekadar aksi. Ia adalah seruan nurani, narasi baru perlawanan: perlawanan tanpa senjata, melainkan dengan kedamaian, massa rakyat, dan tekad kolektif.
Epilog: Gaza Bukan Jauh, Ia Dekat di Hati Kita
Indonesia Global Peace Convoy baru dimulai. Tapi semangatnya sudah menjalar: dari masjid ke kampus, dari komunitas hijrah ke panggung-panggung digital. Misi menembus blokade bukan lagi wacana aktivis, tapi jadi cita-cita bersama anak bangsa.
Karena Gaza bukan cuma soal konflik. Ia adalah simbol tentang ketidakadilan, ketahanan umat, dan hak asasi manusia yang diinjak-injak. Dan di tengah sunyi dunia yang acuh, Indonesia—melalui rakyatnya—memilih untuk tidak diam.
๐️ INFO PENDAFTARAN INDONESIA GLOBAL PEACE CONVOY:
๐ WhatsApp: 0851 2312 3536
๐ Formulir: bit.ly/MenembusBlokadeGaza
๐ Redaksi Generasi Indonesia | Untuk kamu yang berpikir, merasa, dan peduli
Tags: #IndonesiaUntukGaza #PeaceConvoy #MilenialPeduliPalestina #SolidaritasTanpaBatas #GazaIsCalling
Tidak ada komentar:
Posting Komentar