GENERASI INDONESIA ๐ฎ๐ฉ| Depok — Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia (BEM FH UI) 2025 menggelar Seminar Nasional bertema “Reformasi Polri: Urai Problematika Sekarang, Reformasi Polri Segera” di Auditorium Djokosoetono, Kampus FH UI Depok, Kamis (13/11/2025). Kegiatan yang berlangsung pukul 13.30–17.30 WIB ini menghadirkan narasumber dari berbagai sektor untuk membahas pembaruan institusi kepolisian.
Acara menghadirkan sejumlah pembicara, yaitu Prof. Dr. Eva Achjani Zulfa, Drs. Arief Wicaksono (Kompolnas), Irjen Pol. Dr. Andry Wibowo (Lemdiklat Polri), Aulia Rizal (Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Polri), Rusin (korban represivitas), dan Asfinawati, serta dimoderatori Direktur Eksekutif LaSale FH UI, Stefanie Gloria.
BEM FH UI menyatakan bahwa seminar ini bertujuan mendorong partisipasi publik dalam mengawal reformasi Polri sebagai bagian dari upaya memperkuat sistem hukum nasional yang adil dan demokratis.
Reformasi sebagai Proses Jangka Panjang
Dalam pemaparannya, Irjen Pol. Andry Wibowo menyampaikan materi bertajuk “Reformasi Polri Melalui Pendekatan Perbaikan dan Pembangunan Demi Mewujudkan Polisi Kelas Dunia.” Ia menegaskan bahwa reformasi Polri merupakan proses berkelanjutan yang menuntut perubahan konsisten pada tiga aspek fundamental: regulasi, struktur organisasi, dan kultur kerja.
Menurutnya, keberhasilan penegakan hukum dan demokrasi sangat bergantung pada profesionalisme kepolisian.
“Polisi yang beradab bukan hanya polisi sipil, tetapi polisi yang memiliki karakter, kompetensi, serta kultur yang menjunjung nilai kemanusiaan,” ujar Irjen Andry.
Tiga Agenda Utama Reformasi
Irjen Andry menjabarkan tiga bidang reformasi yang perlu dijalankan simultan:
1. Reformasi Instrumental – Pembaruan sistem hukum kepolisian, termasuk UU Kepolisian dan SOP operasional, agar selaras dengan prinsip rule of law.
2. Reformasi Struktural – Restrukturisasi Polri dari pusat hingga Polsek untuk meningkatkan efisiensi, responsivitas, dan kualitas manajemen.
3. Reformasi Kultural – Penguatan karakter dan perilaku anggota Polri untuk membangun kultur yang humanis, profesional, dan bebas pendekatan kekuasaan.
Ia menekankan bahwa budaya penghormatan terhadap HAM harus menjadi panduan operasional kepolisian di seluruh tingkatan.
Arah Menuju Polisi Kelas Dunia
Irjen Andry menyebutkan bahwa proses menuju kepolisian kelas dunia harus ditempuh melalui dua pendekatan: perbaikan (improvement) untuk mengatasi masalah internal seperti penyalahgunaan wewenang, dan pembangunan (development) untuk memperkuat regulasi, SDM, serta kepemimpinan yang berintegritas.
“Polri bukan hanya alat negara, tetapi juga wajah peradaban bangsa,” ujarnya menutup sesi.
Pernyataan tersebut mendapat respons positif dari peserta, menandai tingginya perhatian publik terhadap agenda reformasi kepolisian.
[GI/TJ/IF)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar