GEN-ID | Jakarta - Sebuah insiden yang sempat menggegerkan, yaitu peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara, terjadi pada Jumat siang minggu lalu, tepat saat waktu salat Jumat.
Peristiwa ini dengan cepat menimbulkan suasana panik di lingkungan sekolah.
Namun, aparat keamanan bergerak cepat dan sigap. Polda Metro Jaya langsung mengambil tindakan dengan menerjunkan Tim Gabungan yang terdiri dari Densus 88, Brimob, Puslabfor, dan Dokkes Polri ke lokasi kejadian.
Tim gabungan tersebut tidak hanya mengamankan area, tetapi juga berhasil menjinakkan tiga bom rakitan aktif yang ditemukan di dua titik berbeda.
Yang patut diapresiasi, seluruh proses pengamanan ini berhasil dilakukan tanpa menimbulkan korban tambahan.
Polisi segera melakukan pemeriksaan bahan peledak, menggeledah rumah pelaku, dan mengumpulkan keterangan dari 18 saksi, termasuk guru, teman sekolah, hingga keluarga pelaku.
Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa pelaku ternyata adalah pelajar aktif di sekolah tersebut, dan pelaku bertindak sendiri dan tidak memiliki kaitan dengan jaringan teror mana pun.
Mengenai korban, dari total 96 korban, sebagian besar sudah diperbolehkan pulang, dan sisanya masih dirawat di beberapa rumah sakit. Kondisi saat ini dilaporkan sudah jauh lebih kondusif.
Untuk memulihkan kondisi psikologis para korban dan siswa agar tidak trauma, Tim Psikolog dari Polri bersama HIMSI (Himpunan Psikologi Indonesia) langsung turun memberikan pendampingan. Bahkan, Posko Pelayanan Korban juga dibuka di RS Islam Cempaka Putih untuk bantuan medis dan psikososial.
Kapolda Metro Jaya juga memastikan bahwa semua proses hukum akan dijalankan secara profesional dan transparan.
Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi kita semua akan pentingnya perhatian dan pengawasan terhadap anak muda agar tidak mudah terpapar konten ekstrem di internet.
Apresiasi besar patut diberikan kepada Polri yang telah bertindak tanggap, sigap, dan humanis dalam menangani situasi krisis ini. (***)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar