Notification

×

Iklan

Iklan

FGD Expo 2015: Produk Industri Mengarah Kian Personal

Minggu, Agustus 09, 2015 | 02.17 WIB | Last Updated 2015-08-21T07:18:01Z

GENERASI INDONESIA
| Di akhir pekan ini, kegiatan pameran FGD Expo 2015 semakin ramai dan meriah. Pengunjung yang didominasi anak-anak muda dan para calon customer tampak antusias mengunjung sejumlah booth yang menggelar demo mencetak dengan mesin printing berteknologi canggih dan terkini. Ini membuktikan bahwa selama ini pameran FGD Expo merupakan pameran industri grafika dan kreatif terbesar di Indonesia dilihat dari sisi jumlah pengunjung.

Ajang FGD Expo 2015 ini memang dimanfaatkan secara maksimal oleh 135 perusahaan peserta pameran memperkenalkan teknologi terkini dari mesin-mesin yang mewakili empat pilar, terutama pilar printing. Bahkan, area 3D Printing yang memajang hasil – hasil mesin cetak 3D sebagai salah satu teknologi cetak mutakhir, tak pernah sepi dari pengunjung.

Selain Hewlett Packard (HP) yang memperkenalkan teknologi PageWide yang menghasilkan cetak berwarna dan monokrom serta mencetak format print berukuran besar. Teknologi ini mengusung kecepatan pencetakan yang tinggi dengan menggunakan tinta pigmen sehingga cetakan yang dihasilkan menjadi tahan air.

Ada juga Astragraphia Document Solution juga turut memperkenalkan produknya dengan teknologi cetak GOLD dan SILVER pada Fuji Xerox Color 1000i Press dengan teknologi laser printing, tercatat sebagai teknologi pertama di Indonesia yang dipamerkan Astragraphia di FGD Expo 2015.

Tak ketinggalan PT. Epson Indonesia memperkenalkan produknya yang khusus membidik industri tekstil. Lalu Asaba DGA yang menampilkan berbagai mesin terbaru, salah satunya produk dari Mutoh, ValueJet 1638WX dengan model dua head yang dikembangkan khusus untuk pasar transfer sublimasi. Printer ini juga menggunakan high-speed disperse dye ink, menawarkan stabilitas nozzle yang sangat baik untuk percetakan berkecepatan tinggi dan volume tinggi.

Sedangkan Canon mengusung Canon imagePress C800 yang mampu menangani berbagai media seperti media heavy weight coated dan amplop karena didukung Elastic Intermediate Transfer Belt yang mampu mencetak pada media yang tidak rata seperti media daur ulang atau tekstur.

Untuk Mimaki memperkenalkan printer seri terbaru JV300-130/160 yang menggunakan tinta eco-solvent dan tinta sublimasi (water based). Printer ini mampu mendukung berbagai macam aplikasi seperti outdoor signage, poster, dekorasi interior dan wrapping kendaraan.

Berbagai teknologi printing terkini yang diperkenalkan dalam FGD Expo 2015 ini sekaligus memperlihtkan karakter kental dari FGD Expo yakni selalu menampilkan kreativitas dalam kreativitas serta kolaborasi kreativitas dengan teknologi. Hal ini bisa dilihat dengan adanya 3D Cafe, FGD University Master Classes, Area Komunitas Kreatif dan tentu saja Idea Fest.

Yang menjadi catatan penting, dalam FGD Expo 2015 ini juga semakin menunjukkan bahwa produk-produk industri manufaktur kian mengarah pada produk yang bersifat personal dan unik.  Kecenderungan ini dipicu oleh perkembangan yang pesat di  bidang grafis dan digital.

“Produk yang makin personal ini merupakan ciri dari industri 4.0,” ujar Rudi Askornnukul, Sales Manager WIFAG-Polytape China Ltd, ketika berbicara dalam diskusi bertema “Shape Your Future Carreer as an Internatonal Visual Designer” pada Jumat (7/8), di area FGD Expo 2015 di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat. “Ciri yang lain adalah murah dan berkualitas.”

Selain Rudi, hadir sebagai pembicara dalam diskusi tersebut adalah Arbain Rambey (fotografer senior Kompas), Joni Hadi (Creative Designer Kompas-Gramedia), dan Adi Nugroho (Adobe Certified Associate). 

Rudi menjelaskan, Industri 4.0 adalah perkembangan industri dari zaman revolusi industri, yang disebutnya sebagai Industri 1.0, dengan ditemukannya mesin yang dipakai di pabrik-pabrik. Industri 2.0 diawali dengan dipakainya tenaga listrik dalam industri. Industri 3.0 adalah ketika pemakaian teknologi informasi dan otomasi dalam industri kian masif. “Dan kini, kita harus bersiap-siap untuk masuk dalam industri 4.0,” tutur Rudi.

Rudi mengungkapkan, perusahaan multinasional seperti Nike misalnya, telah menerima pesanan orang per orang untuk produk-produknya. “Jadi tidak lagi hanya memproduksi barang dengan desain sama yang masif,” ucapnya. Nike, kata dia, pernah menerima orderan dari 30 ribu orang dengan 30 ribu desain produk. Hal yang sama juga dilakukan Coca-Cola dan Unilever. Keunikan personal, harga yang murah, dan produk berkualitas ini bisa dipenuhi lantaran adanya teknologi digital printing yang kian canggih.

Arbain Rambey menguatkan pendapat Rudi. Dalam dunia fotografi, khususnya jurnalistik fotografi, perangkat digital tak bisa dihindarkan. “Awalnya memang banyak fotografer yang menolak produk fotografi digital. Namun, lama kelamaan, banyak yang memakai karena memang ini tuntutan,” ujarnya.

Dalam dunia jurnalistik, penggunggaan perangkat digital semacam program Adobe Photosop, bukanlah penipuan fakta. “Justru yang sering direkayasa adalah momen dan situasi, bukan perangkat digitalnya,” katanya.

Joni Hadi pun dalam membuat karya-karya ilustrasi dan dekorasi, mengaku juga banyak dipermudah oleh perangkat digital. “Kerja menjadi cepat, dan lebih cepat mendapat pendatan,” ucapnya sembari tersenyum.

Adapun Adi Nugroho menerangkan tentang teknologi digital yang kian membuka peluang untuk berkarir di dunia internasional, khususnya di sebagai visual designer.  Di Adobe misalnya. Bagi para desainer yang berhasil mendapatkan sertifikasi Adobe, maka secara otomatis jika ada peluang pekerjaan di seluruh dunia, maka langsung ditawari. “Jadi, begitu mendapat sertifikasi, jika ada pekerjaan di Rumania misalnya, kita langsung ditawari apakah mau menerima pekerjaan tersebut atau tidak,” tuturnya. “Sehingga, peluang pekerjaan tak hanya dari dalam negeri, tetapi sudah global.”

Pada hari kedua FGD Expo 2015 juga diadakan diskusi ‘Asia Student Package Design Competition’ oleh Japan Foundation. Panitia kompetisi langsung datang dari Jepang menerangkan seluk-beluk kompetisi dan persyaratan bagi yang berminat untuk ikut serta. Di area pameran juga dipamerkan para pemenang ‘Asia Student Package Design Competition’ tahun-tahun sebelumnya.

Dari lokasi Workshop 3D Printing Expo, juga masih dalam area FGD Expo 2015, pada hari kedua tersebut diadakan sejumlah demo dan diskusi dari beberapa produk 3D printing. IP31D mengetengahkan “3d Printing Filamen Material”, serta diskusi “Is my 3D Design Printable?”.  Adapun Astragraphia mengadakan diksusi tentang “Be More Creative with Gold Dry Ink.”

FGD Expo 2015  berlangsung sejak Kamis (6/9), dan akan ditutup pada Minggu (9/8). Berbagai produk peralatan percetakan  digital dan produk-produk cetak digital di pamerkan dalam acara ini. Pameran diselenggarakan untuk mengiringi tren positif pertumbuhan sentra percetakan, grafika dan industri kreatif di Tanah Air.

Idea Fest

Dari ajang IdeaFest 2015 yang berlangsung selama dua hari (7-8 Agustus 2015)  digelar dalam format workshop dan konferensi dengan tema "Creativity with Purpose". Acara ini juga mengusung kolaborasi dengan para pelaku industri kreatif. "Tidak hanya mengenai industri kreatifnya, tapi bagaimana para pelaku industri memecahkan masalah sosial," kata Chaerany Putri, wakil penyelenggara Ideafest 2015.

Acara IdeaFest 2015 ini diharapkan mampu menginspirasi anak muda untuk memulai berkarir di bidang social enterpreneurship atau bagi para pelaku bidang kreatif agar lebih mantap dan memperluas network. "Kami menargetkan 1.000 peserta dalam IdeaTalks pada 7 Agustus dan 2.000 peserta dalam IdeaConference pada 8 Agustus, semoga setelah mengikuti acara dapat mendapatkan inspirasi," ujar Chaerany. Ideafest 2015 melibatkan berbagai narasumber dari bidang social enterpreneurship di antaranya Nadiem Makarim (CEO Go-Jek), William Tanuwijaya (CEO Tokopedia) dan Cerline Darjanto (CEO Cotton Ink).

IdeaFest 2015 juga menggelar kompetisi "Ideas for Indonesia" yakni sebuah kompetisi pencarian ide bisnis sosial paling inovatif dan berdampak. Sudah terseleksi 14 finalis dari 528 pendaftar, ditentukan tiga finalis kompetisi yang akan mempresentasikan ide mereka pada ajang Ideafest 2015 pada 8 Agustus 2015. Menariknya, tiga finalis itu selain akan diperlengkapi dengan seed funding sebesar total Rp 200 juta untuk tiga pemenang, dan program inkubasi serta field trip ke Inggris.


[mahar]

×
Berita Terbaru Update