Notification

×

Iklan

Iklan

Jathilan Manunggal Putro Budoyo, Wadah Silaturahmi Warga Magelang di Bekasi

Selasa, Maret 03, 2020 | 13.32 WIB | Last Updated 2020-03-03T06:35:03Z
GEN-ID | Jathilan, sebagai kesenian komunal atau harus dilakukan secara bersama-sama oleh banyak orang, tak hanya memuat seni budaya tradisional, namun juga menjaga sejarah dengan lakon-lakon pementasan seperti Panji Semirang hingga peperangan Diponegoro. Selain itu, juga sebagai ajang silaturahmi warga perantauan dalam rangka mengikat persaudaraan, solidaritas komunal dan ajang berbagi suka dan duka.

Rudy Restanto, Humas Sanggar Seni Manunggal Putro Budoyo menceritakan perihal kesenian jathilan, yang sebagai seni pertunjukan atau tontonan digarap secara detail, dimainkan oleh penari profesional dengan fragmen menarik sehingga sangat layak untuk dinikmati.

"Mahakarya seni budaya tari dalam kesenian Jathilan ini sangat  menggugah akan kecintaan pada budaya itu sendiri, sebagaimana (pesan) dalam simbol kami, siapa lagi yang melestarikan kalau bukan kita," terang Rudy.

"Selain kami latihan Jathilan rutin, kami juga ada kegiatan bakti sosial, yasinan tiap malam jumat, saat ada banjir kami juga mengumpulkan dan menyalurkan bantuan, kalau ada anggota yang sakit atau meninggal kami bersama-sama ikut meringankan beban dengan memberikan bantuan," ungkap Rudy. Lanjutnya, "di Manunggal Putro Budoyo kami ada iuran, makanya dana pasti ada, jadi kami menerapkan kebersamaan."

Jathilan sebagai kesenian khas yang berasal dari DIY dan Jawa Tengah terbagi dalam beberapa jenis, yaitu berupa tarian Kuda Lumping Klasik, Kreasi, Rampak Buto, Cakilan, Anoman.

Sanggar seni Manunggal Putro Budoyo (MPB) dengan mengusung seni tradisi khas Magelang, anggotanya oleh orang-orang perantauan Magelang di Jabodetabek, dan ada juga warga asli Bekasi dan sekitarnya yang ikut serta menjadi anggot. "Bilamana ada yang mau bergabung diperbolehkan, tidak harus dari Magelang, yang terpenting ada kemauan untuk berlatih," tutur Rudy.

MPB kerap dilibatkan meramaikan acara penting seperti dalam parade budaya Nusantara di TMII, sebagai duta seni, pameran atau pesta blangkon di Gelora Bung Karno, kirab budaya Festival Cisadane di Tangerang, dan lain-lain.

"Dan sering juga diundang di acara kawinan untuk meramaikan sebagai hiburan," ungkap Rudy.

"Yang paling berkesan adalah tampil di depan Presiden, dan juga pernah main film jaran goyang," kisah Rudy.

Anggota Manunggal Putro Budoyo kurang lebih 150 orang, terdiri dari 60 orang perempuan dan 90 orang laki laki dari berbagai latar belakang sosial dan profesi, ada buruh, karyawan, pelajar, pegawai negeri, mahasiswa/i, TNI, Polri.

Saat ini kepengurusan Sanggar Seni Manunggal Putro Budoyo menempatkan M. Bunyamin (Camat) debagai Pembina, dan Nurdin (Lurah) Sebagai Penanggung Jawab, serta Nasir sebagai Kordinator. adapun Khotib serta Dalsis didhapuk sebagai Ketua.

"Harapan kami semoga Manunggal Putro Budoyo (MPB) tetap bertahan, dilestarikan di rantau ini, dan bisa berkembang di Indonesia dan juga luar negeri, bisa membawa dampak positif untuk generasi muda agar supaya bisa mencintai melestarikan adat budaya jangan sampai punah," harap Rudy .


Sanggar Seni Manunggal Putro Budoyo
Alamat: Sekretariat Kantor RW
Jl. Anggrek Raya, Perumnas 1 Jakasampurna
Bekasi Barat, Kota Bekasi
Kontak Humas: 0858-1786-5627

Reporter  : Agus Wiebowo
Editor      : Mahar Prastowo
×
Berita Terbaru Update