Notification

×

Iklan

Iklan

Disrupsi Teknologi Jadi Perhatian Kyai Miftah, Ketum MUI Terpilih Periode 2020-2025

Minggu, November 29, 2020 | 05.56 WIB | Last Updated 2020-11-28T22:57:05Z

GEN-ID | Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat melalui  Musyawarah Nasional (Munas) X menetapkan KH Miftachul Akhyar sebagai Ketua Umum terpilih periode 2020-2025. Pemilihan ini melalui sidang formatur tujuh belas orang yang berlangsung Jumat (27/11) pukul 00.00 sampai 01.30 di Hotel Sultan, Jakarta.

Munas ini diikuti oleh utusan dari Dewan Pimpinan MUI Pusat dan Provinsi seluruh Indonesia secara online dan offline. Sebanyak 130 peserta hadir secara offline (luring) dan 300 peserta online (daring).

Usai terpilih, KH Miftahul Akhyar meminta seluruh pengurus MUI terpilih pada Musyawarah Nasional (Munas) X untuk bisa terus memberikan pencerahan terhadap umat ditengah maraknya disrupsi teknologi.

“Situasi kondisi yang mungkin bisa disebut sebagai zaman disrupsi teknologi saat ini merupakan sebagai kewajiban kita sebagai pewaris para anbiya, untuk bisa memberikan pencerahan pada umat sekaligus tanggung jawab kita sebagai mitra pemerintah,” kata Kiai Miftah dalam pidato pertamanya usai terpilih sebagai Ketum MUI.

Dengan terpilihnya sebagai Ketua Umum MUI ke-8, Kiai Miftah yang merupakan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul ulama (PBNU) sejak 2018 menggantikan posisi Kiai Ma’ruf. Sebagaimana diketahui saat ini Ketua Umum MUI ke-7 itu kini menjadi Wakil Presiden RI dan Ketua Dewan Pertimbangan MUI.

Kyai Miftah  lahir di Surabaya pada 1 Januari 1953 dari keluarga NU, merupakan putra Pengasuh Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq Rangkah, KH Abdul Ghoni, dan merupakan anak kesembilan dari 13 bersaudara.

Ia  pernah menempuh pendidikan sebagai santri di Pondok Pesantren Tambak Beras, Ponpes Sidogiri (Jawa Timur), dan Ponpes Lasem (Jawa Tengah).

Kemudian Miftah mendirikan Pondok Pesantren Miftachus Sunnah di Kedung Tarukan, Tambak Sari, Surabaya, pada 1982.
|
Sepak terjangnya di kepengurusan NU diawali saat ia menjabat sebagai Rais Syuriyah PCNU Surabaya periode 2001-2005, kemudian Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur 2007-2018, dan naik menjadi Wakil Rais Aam PBNU, hingga kemudian menjadi Pj Rais Aam PBNU 2018-2020.


Generasi Indonesia/Mahar Prastowo




×
Berita Terbaru Update