GEN-ID ๐ฎ๐ฉ - Kota Bekasi - Penggunaan minyak goreng oleh masyarakat semakin meningkat setiap 
tahunnya. Peningkatan jumlah konsumsi minyak goreng pada akhirnya  akan 
berdampak terhadap meningkatnya limbah rumah tangga berupa mijel (minyak jelantah) dengan segala permasalahan yang ditimbulkannya. 
Tapi jangan pesimis dulu, dibalik problematika minyak jelantah terhadap kesehatan tubuh dan lingkungan, terkandung berkah yang selain bernilai ekonomi juga berdampak pada kualitas kesehatan lingkungan.
Adalah Milenial Peduli Kemanusiaan 
Rindang Indonesia (MPKRI)  yang berinisiatif 
mengadakan sosialisasi pemanfaatan limbah minyak jelantah (mijel) di Aula Masjid Al-Wahhab Yayasan Rindang Indonesia, Jalan Mangga No. 34-37 RT 01 
RW 011 Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, pada Jumat 
(15/10/2021).
Dibalik upaya menyosialisasikan kemanfaatan limbah rumah tangga berupa minyak jelantah itu, Pimpinan Yayasan Rindang Indonesia Adhie Pamungkas ingin mengaktualisasikan keberadaan yayasan yang dapat memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat 
bagi manusia lainya," ujar Adhie.
Selain itu, dikatakan Adhie merupakan bentuk implementasi pengembangan sikap saling mencintai sesama manusia, serta sikap saling tenggang 
rasa sebagaimana amanat Pancasila 
sila ke-2, Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Sekretaris Yayasan Rindang  Indonesia Muhtadin Fauzi menambahkan, senada dengan apa yang disampaikan Adhie, bahwa apa yang dilakukan yayasan sebagai bentuk kepedulian pada masyarakat dan
 kontribusi yang bisa dirasakan masyarakat khususnya sekitar yayasan.
"Sebagai
 bentuk kepedulian yayasan pada warga masyarakat kami melakukan sesuatu 
yang bisa dirasakan warga masyarakat, apalagi ini masa pandemi Covid-19,
 kita lakukan bantuan sosial termasuk aksi kemanusian, dan hari ini 
melalui anak-anak muda yang tergabung dalam Milenial Peduli Kemanusiaan 
Rindang Indonesia (MPKRI) mengadakan kegiatan sosialisasi tentang minyak
 jelantah," terang Fauzi.
"Dalam rangka melakukan sosialisasi dan edukasi soal limbah ini, Rindang Indonesia menghadirkan Bank Sampah Induk Patriot (BSIP) dan Rejeki Mitra Jaya 
(RMJ)," ungkap Fauzi.
Kegiatan diikuti 150 orang dari RT 01, 03 
RW 11dan 19. Namun, karena masih dalam masa pandemi kegiatan dilakukan 
dengan protokol kesehatan secara ketat sehingga acara sdibagi dalam 3 
sesi, yaitu sesi 1 jam 10.00-11.00 WIB, sesi 2 jam 14.00-15.00 WIB dan 
sesi 3 jam 15.00-16.00 WIB.
"Hari
 ini kami ajak MPKRI untuk peduli pada lingkungan, dengan peduli 
lindungan berarti kita ikut menjaga generasi yang akan datang. Karena 
banyak masyarakat tidak paham dengan minyak jelantah, dia akan buang 
sembarang sehingga got mampet, atau dibuang di sembarang tempat 
sehingga merusak tanah, atau bahkan minyak jelantah diolah kembali 
sehingga setelah dimakan jadi penyakit. Jadi dengan program yang 
dilakukan ini juga sebagai penyelamat lingkungan," jelas Muhtadin Fauzi.
Sementara
 itu Agus Teguh Radianto, Admin dan penyuluh PT. Rejeki Mitra Jaya menjelaskan pihaknya merupakan 
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengelolaan sampah organik dan non
 organik yang memfokuskan diri kepada pengelolaan limbah minyak goreng 
bekas. 
"Kami PT. RMJ bertindak sebagai collecting point 
minyak goreng bekas dari masyarakat, hotel, restaurant dan pabrik atau 
industri pengolah makanan. Minyak Goreng Bekas yang terkumpul akan 
diekspor untuk kemudian didaur ulang menjadi biosolar," jelas Agus. 
Agus
 memotivasi masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat dengan tidak 
menggunakan minyak berkali-kali, dan tidak membuang ke got. 
"Orang
 Indonesia itu pasti memasak, setelah memasak pasti ingin sehat, ingin 
juga lingkungan sehat. Ayo kita mulai dari pengelolaan minyak jelantah, 
pilah sampah tidak hanya sampah organik non organik, tapi pilah sampah 
minyak jelantah, kumpulkan minyak jelantah, jangan gunakan minyak 
jelantah berkali-kali, kumpulkan minyak jelantah dan bisa jadi uang. 
Selain kita sehat, lingkungan juga jadi sehat, karena tanpa mereka 
sadari  got tidak mampet, tanah tidak rusak, karena minyak jelantah 
mereka kumpulkan," jelas Agus.
Sementara Asep Hendarwan, wakil direktur 
Bank Sampah Induk Patriot (BSIP) Kota Bekasi mengatakan, 
minyak jelantah hasil sedekah sampah Kota Bekasi itu dikirim ke Eropa.
"Jelantah tersebut digunakan sebagai bahan biodiesel," ungkap Asep.
 Di sisi lain, sampah anorganik lain yang berhasil dikumpulkan, BSIP 
telah memiliki kerja sama dengan beberapa perusahaan yang melakukan daur
 ulang botol. Ia mengatakan, perusahaan tersebut berkaitan bergerak di 
bidang air mineral dan air minum dalam kemasan. 
Selain bekerja sama dengan beberapa perusahaan, BSIP juga menjalin kerja sama dengan beberapa pelapak di Kota Bekasi.
"Tujuannya
 adalah untuk memastikan para pelapak tersebut tidak mati meskipun ada 
BSIP. Sementara sisa sampah terakhir yang tidak terpakai akan dijadikan 
kerajinan tangan guna menambah nilai ekonomi," tutup Asep Hendarwan. 
Laporan Agus Wiebowo
Editor: Mahar Prastowo 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar