GENERASI-ID 🇮🇩 | Jakarta
- Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menggelar Tadarus Kebangsaan
yang mengundang perwakilan ormas Islam, di Hotel Royal Kuningan,
Jakarta, Sabtu (25/03/2023).
Pada
kesempatan itu, Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siradj (SAS) mengatakan,
Islam akan mampu menjadi center of civilization dengan pembelajaran
toleransi, keberagaman, dan perdamaian.
Keramahan
Indonesia menjadi modal diplomasi dan rujukan Islam yang damai sehingga
meminimalisir perilaku Islamofobia. “Yakni mengedepankan kesantunan
bangsa yang ramah dan berdaulat,” ujarnya.
Islam mampu menjadi
konsolidator dan komunikator bagi solidaritas umat Islam seluruh dunia.
Menjaga kedaulatan Indonesia yang perlu melibatkan stakeholder bangsa.
“Negara tidak boleh kalah dari siapa pun untuk memprioritaskan cita-cita
kemerdekaan. Indonesia,” tegasnya.
KH
Said mengajak para. peserta untuk segera menjalin konsolidasi nasional
dan meneguhkan konsensus kebangsaan. Hal itu sebagai upaya membendung
segala infiltrasi dan pemaksaan kehendak dari berbagai pihak yang
merugikan kepentingan nasional.
Melalui
kekuatan seluruh umat, tokoh, pemimpin agama, dalam lingkup ormas Islam
yang saling bekerja sama menjadi garda depan perubahan dan perbaikan
negeri, “Ormas Islam harus mampu menjadi leader bukan menjadi dealer,
menanggalkan perbedaan yang memicu perpecahan,” kata KH. Said.
Karena
itu ia berharap, ideologi Pancasila dapat disebarluaskan ke seluruh
penjuru dunia, serta gaungnya dapat direplikasi bangsa lain. Selain itu,
persatuan dan kesatuan Indonesia harus diperkuat terutama menghadapi
turbulensi politik. Sesuai visi Indonesia yang Baldatun Thoyyibatun
Warobbun Ghofur.
KH.Said
juga berharap, pihaknya mampu bekerja sama lebih lanjut dengan BNPT
melalui gerakan ‘Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi’ yang telah
digagas.
Pada kesempatan
itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan RI (Menkopolhukam)
Mahfud MD yang menjadi pembicara kunci mengatakan, Tadarus Kebangsaan
sangat penting guna merefleksikan nasionalisme dan mengukuhkan ideologi
Pancasila.
“Tadarus
kebangsaan itu harus memperkuat ikatan kebangsaan orang Islam, harus
menjadi penguat NKRI tanpa berpikir bahwa negara ini ideologinya salah,
bentuknya salah. NKRI sudah final hasil ijtihad para ulama dan sudah
Islami, sudah ada dalil-dalil syariahnya bahwa NKRI ini adalah negara
yang secara syar’i adalah Islami,” ujarnya.
Mahfud
MD menyebut, Indonesia tidak akan merdeka jika tidak ada dukungan dari
umat Islam. Penetapan Pancasila menjadi ideologi merupakan dukungan dari
para ulama. “Artinya kita punya Indonesia ini sebenarnya milik bersama
sehingga paham kebangsaan. Jangan memiliki paham ‘nyempal’ seakan-akan
Indonesia itu bukan Islam. Indonesia Islam, kalau enggak ada Islam,
enggak ada Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya,
sejarah membuktikan saat hampir merdeka terjadi perdebatan yang
panjang, hingga sidang ditunda karena umat Islam tidak setuju, tutup
dulu sidang, “Atas masukan umat Islam, ditemukanlah konsep mitsaqan
walidho, negara kebangsaan, Pancasila sebagai rumah kebangsaan
Indonesia,” tambahnya.
Ia
mengimbau agar kegiatan Tadarus Kebangsaan yang digagas LPOI perlu
diperbanyak pelaksanaannya. Secara jangka pendek untuk mengawal
pemilihan umum (Pemilu) agar berjalan sesuai jadwal. “Kalau untuk tugas
jangka pendeknya mengawal pemilu agar berjalan sesuai jadwal,
demokratis, jujur dan adil. Sedangkan jangka panjangnya untuk menjaga
dan memakmurkan NKRI,” ujarnya.
Ketua Umum LDII KH Chriswanto
Santoso menghadiri tadarus kebangsaan Lembaga Persahabatan Ormas Islam
yang membahas komitmen kebangsaan di Jakarta. Foto: LINES. |
Dalam
acara Tadarus Kebangsaan tersebut, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat
(DPP) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Dody Taufiq Wijaya
mengatakan, perhelatan yang digagas LPOI sangat strategis bila melihat
kondisi kebangsaan yang akan memilih pemimpin 2024, “Ini sangat relevan
untuk menjelaskan kepada masyarakat umum terkait kepemimpinan versi umat
Islam,” ujarnya.
Dody
menambahkan, Ketua Umum LPOI meminta LDII untuk berpartisipasi, “LDII
akan menjadi anggota ke-15 dari LPOI. LDII memang sejak beberapa waktu
yang lalu, diundang LPOI untuk bergabung,” ujarnya.
Menurut
Dody, tadarus Kebangsaan sejalan dengan “8 Program Bidang Pengabdian
LDII untuk Bangsa”, terutama dalam bidang kebangsaan.
“Ini
sangat sinergi dalam menghadapi disrupsi, LDII menginginkan umat islam
semua bekerja untuk masa depan dengan paradigma bersanding, bukan
bertanding, apalagi bersaing. Artinya untung menguntungkan di antara
kita semuanya, sehingga Indonesia bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.(*)