![]() |
GENERASI-ID 🇮🇩 | Balikpapan
- Proses belajar mengajar pondok Pesantren Bairuha berjalan normal
seperti biasa, hingga tiba-tiba terdengar suara gemuruh dan para santri
mulai panik. Mereka berteriak minta tolong, bahkan ada yang tertimpa
bangunan hingga mengalami patah tulang, cedera tulang belakang dan luka
bakar serius. Pasalnya, longsoran material tanah masuk ke dapur pondok
pesantren mengakibatkan
gas bocor dan ledakan sehingga terjadi kebakaran dan asap tebal.
Alarm
early warning system berfungi baik dan berbunyi sejak awal terjadi
longsoran tanah, alat ini dipasang karena memang kontur tanah perbukitan
wilayah Balikpapan di sekeliling Ponpes Bairuha yang tidak stabil.
Alhasil para petugas jaga di posko bencana yang menerima sinyal alarm dan laporan kejadian bencana tanah longsor dengan sigap melaksanakan koordinasi lintas sektoral yang membidangi kebencanaan guna melaksanakan evakuasi dan tindakan lainnya. Sejumlah instansi terkait pun bergerak bersama antara lain BPBD, BNPP (BASARNAS), Dinsos, TNI, Polri, DKK, Rescue Senkom Mitra Polri, dan FKKI.
Para rescuer bergerak cepat dan taktis sehingga dalam waktu relatif singkat semua santri pondok pesantren Bairuha dapat dievakuasi, kemudian ditempatkan pada tenda pengungsian, serta mendapatkan perawatan bagi yang terluka.
Seperti
itulah gambaran skenario dalam simulasi penanganan bencana tanah
longsor, yang ditampilkan dalam kegiatan Pelatihan Mitigasi Bencana
Kampung Santri Pondok Pesantren Bairuha Balikpapan, Sabtu-Minggu
(8-9/07/2023).
"Ini adalah gambaran skenario dalam simulasi
penanganan bencana tanah longsor," jelas Mujiono, Instruktur Pembinaan
PB SAR Balikpapan.
Pelatihan ini dilaksanakan seiring dengan
perkembangan santri dan penghuni kawasan Kampung Santri Bairuha yang
semakin padat dan meningkatnya resiko bencana baik tanah longsor, banjir
dan kebakaran.
Melalui kegiatan yang dilaksanakan Sabtu-Minggu
(8-9/07/2023) ini diharapkan bagi para relawan Potensi SAR bisa menjadi
semakin terasah dan profesional dalam melaksanakan pencegahan
pengurangan risiko bencana. Dan sebagai pengetahuan umum bagi warga
kawasan kampung santri agar dapat meminimalisir risiko terdampak
bencana.
Pelatihan ini merupakan upaya membentuk Tim Emergency Response yang mampu melaksanakan penanganan Tanggap Darurat di pondok-pondok pesantren.
Selain itu, melalui pelatihan ini agar peserta mampu dan bisa melaksanakan koordinasi dengan institusi kedaruratan seperti BPBD, BASARNAS, DINSOS, TNI, Polri, DKK, Senkom Mitra Polri, dan FKKI.
"Juga mampu melakukan evakuasi korban dan penanganan dengan pertolongan pertama sesuai protap pondok pesantren," ujar Mujiono.
Laporan Deni Indriatmoko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar