Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Tradisi Kurban dan Penguatan Organisasi: LDII Kapanewon Sanden dan Dlingo Pererat Tali Sosial dan Kepemimpinan

Senin, Juni 09, 2025 | 18.54 WIB | Last Updated 2025-06-09T11:54:07Z



GEN-ID ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ | Bantul — Semangat berbagi dan mempererat ikatan sosial kembali mewarnai Hari Raya Idul Adha di wilayah Kabupaten Bantul. Pimpinan Cabang Lembaga Dakwah Islam Indonesia (PC LDII) Kapanewon Sanden menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban dengan jumlah yang meningkat dari tahun sebelumnya. Sementara itu, PC LDII Dlingo menggelar silaturahim dan musyawarah guna memperkuat konsolidasi dan arah gerak organisasi.

Di Kapanewon Sanden, penyembelihan hewan kurban dilakukan di sembilan masjid binaan LDII setempat. Ketua PC LDII Sanden, Paijo, menyebut pihaknya menerima amanah kurban berupa 25 ekor sapi dan 49 ekor kambing dari warga masyarakat.

“Alhamdulillah, jumlah hewan kurban yang kami terima tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu. Kami sangat mengapresiasi semangat dan kepercayaan warga,” ujar Paijo, Senin (09/6/2025).

Shalat Idul Adha sendiri dilaksanakan serentak di dua lokasi utama, yakni di halaman Masjid Al-Barokah Kranggan dan halaman Sekolah KB-TK Insan Utama. Setelah penyembelihan, seluruh daging kurban dibagikan kepada warga di sekitar masjid dan masyarakat yang membutuhkan.

Tradisi kurban yang dilakukan LDII ini bukan hanya bentuk ibadah dan kepedulian sosial, tetapi juga upaya mempererat solidaritas antarwarga. Di tengah dinamika masyarakat yang semakin kompleks, kegiatan seperti ini dinilai mampu memperkuat kohesi sosial dan nilai-nilai gotong royong.




Konsolidasi Organisasi di Dlingo

Sementara itu, di wilayah Dlingo, pengurus harian PC LDII setempat mengadakan musyawarah dan silaturahim organisasi yang berlangsung di Masjid Baitul Makmur, Tanjung, Temuwuh. Kegiatan ini bertujuan memperkuat kerjasama internal serta meningkatkan kesiapan pengurus dalam menjalankan program-program strategis LDII di tingkat pusat maupun daerah.

Ketua PC LDII Dlingo, Supardo, menegaskan pentingnya pengurus memiliki karakter unggul, penguasaan teknologi, serta kemampuan komunikasi yang baik. “Seorang pengurus tidak cukup hanya menjalankan amanah, tetapi juga harus bisa menjadi motivator dan teladan bagi pengurus lain serta warga di lingkungannya,” katanya.

Menurut Supardo, silaturahim ini menjadi wahana untuk saling belajar dan mengevaluasi capaian kerja organisasi. “Dengan tantangan sosial yang semakin beragam, pengurus harus adaptif, tahan banting, dan mampu menginspirasi,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan oleh Sudibyo, penasehat PC LDII Dlingo. Ia menekankan bahwa musyawarah menjadi bagian penting dari proses evaluasi dan perencanaan jangka panjang organisasi.

“Silaturahim dan musyawarah bukan hanya rutinitas. Ini adalah bagian dari penguatan organisasi agar tetap relevan dan mampu memberi manfaat bagi masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya menjadikan program-program DPP, DPW, dan DPD LDII sebagai panduan strategis dalam menjawab kebutuhan umat, serta dalam membangun organisasi yang lincah di tengah perubahan zaman.


Membangun dari Akar Rumput

Kedua kegiatan yang berlangsung di Sanden dan Dlingo menunjukkan bagaimana organisasi keagamaan seperti LDII mampu mengelola kegiatan sosial-keagamaan secara sistematis dan berkelanjutan. Dari mulai ibadah kurban hingga konsolidasi pengurus, seluruh rangkaian itu menunjukkan adanya upaya serius memperkuat peran LDII di tingkat akar rumput.

Kegiatan ini juga menjadi cerminan nilai-nilai yang terus diperjuangkan: solidaritas sosial, semangat pengabdian, serta keberlanjutan dakwah yang membumi. Di tengah perubahan sosial dan tantangan zaman, model pengorganisasian seperti ini memberi harapan akan tumbuhnya masyarakat yang lebih kohesif dan religius.


Laporan Alex Hasyi | Editor: Mahar Prastowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update