Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Harmoni Dua Iman di SMAN 9 Jakarta, Ketika Doa Lebih Nyaring dari Soal Ujian

Sabtu, November 01, 2025 | 15.53 WIB | Last Updated 2025-11-01T08:55:32Z

GENERASI INDONESIA | Jakarta — Jumat (31/10/2025) pagi itu, halaman SMAN 9 Jakarta terasa lebih khusyuk dari biasanya. Tidak ada hiruk-pikuk siswa berlarian atau deru bel yang memanggil ke kelas. Yang terdengar hanyalah lantunan doa yang mengalun lembut dari lapangan, bersahut-sahutan dengan kidung rohani dari aula sekolah. Dua ruang, dua cara berdoa — namun satu harapan: semoga Tes Kemampuan Akademik (TKA) berjalan lancar dan menjadi langkah awal menuju masa depan.


Ruang Doa yang Menyatukan

Di lapangan sekolah, ratusan siswa Muslim duduk bersila dalam barisan rapi. Di bawah bimbingan Ustad Muhammad Nur Maulana, mereka mendengarkan tausiah bertema “Tiga Jalan Mengubah Takdir: Doa, Sedekah, dan Silaturahmi.” Dengan gaya khasnya yang hangat dan penuh humor, Ustad Maulana berpesan,

“Ingin sukses? Kuasai waktu, atur jadwal belajar, dan jaga kesehatan. Sukses itu bukan kebetulan, tapi hasil disiplin.”

Sementara itu, di aula sekolah, para siswa nonmuslim mengikuti doa bersama yang dipimpin Pendeta Ompon Tambunan, M.Th. dengan suasana teduh dan reflektif.

“Hormati orang tua dan minta restu mereka. Doa dan berkat orang tua sering kali menjadi penentu masa depan,” ujarnya lembut, disambut keheningan penuh makna.

Kedua kegiatan itu digelar serentak di bawah payung tema besar *“Sukses Tes Kemampuan Akademik (TKA): Langkah Awal Menuju Masa Depan.”* Tak ada sekat di antara keduanya, karena semangatnya sama: menghadirkan ketenangan batin bagi siswa sebelum menghadapi ujian.



Sekolah Sebagai Ruang Keberagaman

Kepala SMAN 9 Jakarta, Albaini Zuhdi, dalam sambutannya menyebut kegiatan ini sebagai bentuk pendidikan karakter yang menyeimbangkan aspek spiritual dan akademik.

“Kami ingin siswa belajar bukan hanya mengejar nilai, tapi juga membangun mental yang kuat dan hati yang tenang,” ujarnya.

SMAN 9 Jakarta termasuk sekolah negeri yang konsisten menjalankan kegiatan lintas iman. Sepanjang 2024–2025, sekolah ini tercatat sedikitnya tiga kali mengadakan kegiatan doa bersama lintas agama, termasuk pada Ramadan dan Hari Pendidikan Nasional.

Langkah ini sejalan dengan Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Salah satu dimensinya ialah “beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia” yang diwujudkan dalam kegiatan yang inklusif dan menghargai keberagaman.




Ketika Spirit Lebih Nyaring dari Nilai

Bagi siswa, kegiatan ini bukan sekadar doa bersama, tapi juga cara menenangkan diri di tengah tekanan akademik.

“Rasanya tenang. Setelah doa, jadi lebih siap belajar dan nggak terlalu cemas,” ujar Fathan, siswa kelas XII-I, di sela kegiatan.

Suasana pagi itu membentuk harmoni yang jarang terlihat: ustad dan pendeta hadir di satu acara yang sama, berbagi ruang yang berbeda tapi berirama sama. Di ujung kegiatan, doa bersama pagi itu ditutup dengan saling bersalaman.


Data dan Catatan Pendidikan

Menurut data Dinas Pendidikan DKI Jakarta, TKA tahun 2025 diikuti lebih dari 80.000 siswa SMA sederajat di Daerah Khusus Jakarta. Sistem ujian kini menitikberatkan pada kemampuan berpikir kritis dan literasi numerasi, bukan sekadar hafalan.
Dalam konteks itu, kesiapan mental dan spiritual menjadi faktor penting yang memengaruhi performa siswa.

Kegiatan seperti di SMAN 9 Jakarta menjadi contoh bagaimana sekolah tidak hanya mendidik kepala, tetapi juga hati. Sebuah pendekatan holistik yang memadukan *kognitif, afektif, dan spiritual* dalam satu pengalaman belajar.

***

Ketika doa menjadi lebih nyaring dari soal ujian, yang hadir bukan hanya suasana religius, tetapi kesadaran kolektif bahwa pendidikan sejati tak berhenti di ruang kelas. Ia tumbuh dalam setiap langkah, setiap doa, dan setiap usaha untuk saling memahami dalam keberagaman.

Dan di SMAN 9 Jakarta, hari itu, pelajaran paling berharga bukan tentang rumus atau teori, melainkan tentang bagaimana menyatukan hati dalam perbedaan - untuk menuju masa depan yang lebih beriman, berilmu, dan beradab.


🟢 GenerasiIndonesia.co - Program liputan kolaboratif pendidikan dan karakter bangsa.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update