Notification

×

Iklan

Iklan

Header Ads

Pemerintah Ajak Industri Otomotif Perkuat Kerjasama Hadapi MEA

Jumat, September 26, 2014 | 02.06 WIB | Last Updated 2014-09-25T19:10:10Z
Ki-ka: Astera Primanto Bhakti - Kepala Pusat Kebijakan Pendapatan Negara, Kementerian Keuangan,
Budi Darmadi -
Dirjen Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian,
Sudirman MR - Ketua Umum GAIKINDO,

Faisal Basri - Pengamat Ekonomi,
Suryopratomo - Moderator.
GENERASIINDONESIA.COM | Budi Darmadi, Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian, menekankan perlunya pelaku industri otomotif Indonesia mempersiapkan diri menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan mulai berlaku per 2015 mendatang, agar bisa bersaing di pasar global. Hal itu disampaikan Budi dalam The 9th Indonesia International Automotive Conference (IIAC) di Hotel Holiday Inn Jakarta, bertema “Smart and Safe Mobility". 

Masih menurut Budi, disamping keberhasilan menjadi pasar potensial bagi industri otomotif, Indonesia juga memiliki tantangan berupa keterbatasan industri pendukung, infrastruktur dan bahan bakar minyak yang semakin terbatas.
 
Menurut analisis lembaga riset Frost & Sullivan, ASEAN merupakan pasar otomotif nomor 5 terbesar di dunia dengan total penjualan tahun 2013 sebesar 3,5 juta unit. Thailand dan Indonesia merupakan penyumbang terbesar untuk penjualan di kawasan ASEAN. Sementara pasar otomotif terbesar lainnya adalah Tiongkok dengan penjualan sebanyak 21,9 juta unit, Amerika Serikat 15,6 juta unit, Jepang 5,3 juta unit, dan Brasil 3,6 juta unit.

Saat ini, kondisi cadangan sumber daya minyak di dunia kian menipis, sedangkan kebutuhannya semakin besar, termasuk untuk sektor transportasi yang menjadi pengguna energi terbesar.  Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan pengembangan menyeluruh (360 degree) dari semua pihak, baik dari pembuat kebijakan maupun pelaku industri.

"Semua pihak perlu memperkuat komitmen untuk melaksanakan program otomotif yang berbasis teknologi ramah lingkungan, seperti Low Cost Green Car (LCGC), kendaraan hybrid, kendaraan berbahan bakar bio (biofuel) serta kendaraan elektrik," kata Budi. 

[gi]


Liputan IIMS2014 didukung oleh:

×
Berita Terbaru Update